MELUKIS DIATAS PASIR


Sudah setengah tahun lebih, tapi lidahku masih terasa pahit saat tak sengaja melihat gambarnya di media sosial. Aku memang sengaja tak memblok akunnya karena ingin membuktikan beberapa hal; aku tak membencinya, dan aku bahagia melihatnya bahagia, itu saja. 

Bukankah dulu aku juga ingin melihatnya bahagia? Sekarang, saat ia sudah bahagia dengan pilihan besar yang ia buat, tak seharusnya aku kecewa karena aku tak perlu lagi berusaha membuatnya bahagia kini. Aku cukup melihatnya dari kejauhan dan tersenyum hangat kearahnya. 

Tak perlu lagi mengingat masa lalu, karena itu hanya memori usang yang seharusnya memang hanya menjadi sebuah kenangan. Layaknya lukisan diatas pasir, pada saatnya nanti ia akan hilang. Perlahan terkikis oleh sang bayu dan tertimbun oleh pasir-pasir yang lain.

Aku sudah tak peduli seberapa dalam ia menyakitiku, aku juga tak peduli seberapa "bangsat"nya ia karena telah membodohiku, pun aku tak begitu peduli perkataan dusta dan alasan tak masuk akal kedua orang tuanya yang sejujurnya sampai sekarang masih menyisakan sedikit luka yang aku sendiri tak tahu sampai kapan harus merasakannya. Tapi aku meyakini satu hal, "waktu akan menyembuhkanku, dan aku cukup menikmati prosesnya" itu saja.

Mungkin aku tak memenuhi ekspektasi mereka karena beberapa keterbatasanku, dan harus ku akui itu. Aku sangat menyadarinya karena itu sangat manusiawi. Mereka menginginkan lebih, yang tentu saja tentang hal yang tak kupunyai.

Dan kini, setelah melewati beberapa bulan yang cukup sulit, aku perlahan mampu menepis kecewaku dan mengubur dalam-dalam rasa rindu yang kini menjadi sebuah hal yang sangat terlarang bagiku.

Aku bersyukur karena tak melakukan hal-hal konyol dan diluar batas nalar setelahnya. Dan aku bangga karena setidaknya aku sudah berusaha memperjuangkan sesuatu yang kuyakini hingga tetes darah penghabisan, meski akhirnya tak seperti yang kuharapkan.

Bukankah aku sudah diakrabi dengan kegagalan selama beberapa tahun kebelakang? Dan aku tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Entah kejutan apalagi yang akan di perlihatkannya padaku. Aku sudah mulai terbiasa dengan kejutan-kejutan itu dan aku dengan senang hati akan menghadapinya.
MELUKIS DIATAS PASIR MELUKIS DIATAS PASIR Reviewed by ADIB RIYANTO on 01.09.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.