BELAJAR KECEWA

Saya pernah membaca sebuah quote dari seorang penulis amatir yang saya kagumi; Berani berharap, berani kecewa. Ya, begitu yang ia tuliskan di sebuah blog yang ia kelola. Sama persis seperti yang menimpa saya beberapa tahun kebelakang karena saya merasa begitu banyak rasa kecewa yang menyapa saya selama rentang waktu itu. Mungkin itu semua adalah konsekuensi yang harus saya terima untuk banyaknya harapan yang saya gantungkan.
Saya pernah berangan-angan menjadi seorang guru. Saya membayangkan setiap pagi akan berpakaian rapi, berangkat kesekolah dan mengajar anak-anak yang hebat serta mempunyai mimpi besar untuk masa depan mereka seperti segerombol laskar pelangi. Saya juga sempat membayangkan menjadi seorang pengusaha muda yang sukses, memiliki beberapa anak cabang di seantero negri serta memiliki seorang istri yang sholihah dan anak-anak lucu yang menggemaskan.
Tapi di titik ini saya berhenti sejenak dan melihat diri saya sendiri. Lalu terbesit sebuah tanya; apakah semudah itu merealisasikan sebuah harapan?
Dan jawabannya tentu saja "TIDAK."
Butuh usaha ekstra dan siap kecewa untuk kemungkinan terburuk. Karena jalan menuju harapan tak semulus yang di bayangkan. Ada jutaan lubang yang siap menjegal langkah kaki yang mulai letih. Dan saya percaya kekecewaan adalah bagian dari kesuksesan. Banyak tokoh dunia yang menelan kekecewaan untuk masterpiece yang mereka buat tapi mereka memilih untuk bangkit dan bertahan sehingga karya mereka abadi hingga kini. Lalu kenapa Saya tidak belajar untuk kecewa seperti mereka?
BELAJAR KECEWA BELAJAR KECEWA Reviewed by ADIB RIYANTO on 18.10.00 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.