NDALANG


Akhir-akhir ini aku merasa aneh dengan diriku sendiri, seperti ada sesuatu yang mengganjal tapi entah apa. Aku merasa tidak seharusnya berada dalam keadaan  dan kondisi seperti ini. Ada sosok lain dalam diri yang seolah menggerakkanku untuk melakukan hal-hal yang (sebenarnya) tidak aku inginkan. Ya, aku merasa bahwa aku bukanlah aku yang sebenarnya.

Dalam beberapa hal aku memang payah jika berbicara tentang ingatan dan yang berkaitan dengan hafal-menghafal, bahkan aku selalu mendapatkan nilai buruk untuk pelajaran yang membutuhkan ingatan yang kuat seperti nahwu misalnya. Tapi khusus untuk hal ini aku masih ingat, beberapa bulan yang lalu aku (masih) belum seperti ini.

"arep nangdi mas?" tanya seorang bapak-bapak yang berada di depanku, pakaiannya rapi dengan jaket kulit bertuliskan "OJK" di bagian punggung, mungkin ia seorang tukang ojek karena jelas-jelas aku berada di pangkalan ojek sambil menikmati secangkir cappucino hangat sekarang. Sudah sejam lebih aku disana menunggu bus jurusan jatirogo yang seharusnya datang sejam yang lalu. untuk apa pula bapak tadi bertanya tentang suatu hal yang mungkin sudah ia ketahui pikirku, di kira apa yang di lakukan seseorang di tempat pemberhentian bis jika tidak menunggu bis?, huft,,, perasaan jengkel tiba-tiba menyergapku, ah mungkin hanya perasaanku saja yang jengah menunggu terlalu lama, hingga aku mengabaikan niat baik seseorang, tapi ku jawab juga pertanyaan itu.
"mapak adik kulo pak, griyane jenengan pundi?" tanyaku sembari tersenyum kecil.
"mosok wes lali mas, aku wingi seng masang sekotlet neng gone sampeyan ngono." jawabnya.

Ya Allah,,, ingatanku benar-benar payah, pantas saja wajah bapak tadi terasa tidak asing bagiku,
"ngapuntene kulo supe" ujarku sambil (lagi-lagi) tersenyum kecil.

Dari pertama aku memang merasa tidak asing dengan bapak tadi dan berniat menyapanya terlebih dahulu tapi disisi lain hati seolah melarangku walau untuk sekedar basa-basi menyapa, dan nyatanya aku mengiyakan saja sisi buruk diri yang tanpa ku sadari secara perlahan telah menggerogoti sisa diriku yang sebenarnya. Ia seperti "ndalang" untuk diriku dan bodohnya lagi aku dengan suka rela mempersilahkan dia duduk di singgasana dalam fikiranku.
NDALANG NDALANG Reviewed by ADIB RIYANTO on 18.47.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.