SEBUAH PILIHAN

Beberapa bulan terakhir penyakit maagku berulah lagi. serasa ada sesuatu yg mengganjal dan menusuk-nusuk lambung hingga ke dalam dada, usus-usus di perutku terasa melilit. sangat mengganggu dan tentu saja sangat menyakitkan.

Memang akhir-akhir ini aku jarang sekali mempedulikan perihal makan, mungkin hanya satu atau dua kali sehari selebihnya hanya di dominasi cairan coklat berasap yg tersaji dalam cangkir mini. ya, secangkir coffee latte.

entah sejak kapan aku mulai menyukainya, aku tidak tahu pasti, mungkin sejak langit tak henti-hentinya menghujamkan butiran-butiran bening pada tanah kering yg menganga karena kemarau yg tak kunjung usai. atau sejak kesendirian yg diam-diam memelukku hangat dari belakang. entahlah, yg ku tahu  wangi aromanya perlahan mampu menepis kesendirian yg menyeruak memenuhi rongga dada, seperti malam ini misalnya.

Di luar hujan belum mau berhenti sedari pagi, langit masih terlihat suram tanpa gemintang yg biasanya berebut berkedip genit menatap ke arahku. Tapi malam ini mereka seolah bermigrasi besar-besaran ke galaksi lain yg menawarkan cerita baru yg mungkin lebih segalanya dari galaksi ini. seperti sekumpulan kupu-kupu monarch yg bergerombol dan terbang menempuh jarak ribuan kilo meter membelah angkasa untuk mencari udara yg lebih hangat di musim semi. atau mereka tersedot oleh black hole yg liar di angkasa sana? aku hanya tersenyum kecil memainkan imajinasi liarku sambil menyeruput coffe latte yg masih sedikit berasap dan sesekali meringis menahan lambung yg masih terasa perih dan nyeri.

Aku di nasehati dokter yg memeriksaku tempo hari agar menjaga pola makan teratur, mengurangi makanan pedas dan asam serta sebisa mungkin meminimalisir meminum kopi. "Tapi saya bukan penikmat kopi dok, hanya coffee latte." jawabku, karena yg ku tahu itu dua hal yg berbeda, tentu saja memiliki efek yg berbeda pula pikirku.

"Sehat itu mahal mas, anda masih beruntung karena hanya di beri sebuah penyakit yg bernama maag, bayangkan saja jika anda di vonis penyakit kronis kanker misalnya? anda masih beruntung karena masih di beri sebuah kesempatan oleh Tuhan, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan itu."

ucapan itu membuat dunia serasa berputar seperti bianglala  di pasar malam yg di putar sekencang-kencangnya, lalu aku terjatuh ke dalam jurang gelap tak berujung. karena nyatanya aku memang telah menyia-nyiakan ribuan atau bahkan jutaan kesempatan besar yg telah di berikan Tuhan padaku hanya untuk hal-hal remeh-temeh yg tidak berharga.

bukannya aku menganggap semua pilihanku (dulu) tidak berharga sama sekali, tapi seperti halnya semua hal yg berupa paradoks di dunia ini yg mempunyai dua sisi yg berbeda seperti itu pula hal remeh itu mempunyai dua sisi yg berbeda dan aku selalu memilih sisi yg salah selama ini.

hidup memang sebuah pilihan.

SEBUAH PILIHAN SEBUAH PILIHAN Reviewed by ADIB RIYANTO on 04.12.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.